Senin, 03 September 2012

INDONESIA KU

 Telah terjadi sedikit pergeseran peta rawan bencana kekeringan di Semarang, dengan munculnya dua kelurahan. Yakni, Rowosari di Kecamatan Tembalang dan Plalangan di Kecamatan Gunungpati yang telah mengajukan proposal bantuan ke Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Semarang.
Meski jumlah kelurahan penderita kekeringan bertambah, namun Kota Semarang masih menempati rangking tujuh sebagai daerah rawan bencana di Jawa Tengah, sedangkan peringkat satu ditempati oleh kota Cilacap demikian data yang diperoleh dari BPBD Semarang.
Peta kekeringan bulan Juni 2012 untuk Semarang tercatat ada di delapan kecamatan. Yakni Gunungpati, Banyumanik, Candisari, Gajah Mungkur, Mijen, Semarang Barat, Tugu, dan Tembalang.
Untuk Kelurahan Rowosari, rawan kekeringan ada di RW 09 persisnya di Dukuh Kebun Taman RT 04 dan 05. Yang sangat disesalkan, menurut Soeharsono SH, kepala kelurahan, sampai saat ini tidak ada satu pun warga yang mengajukan surat ke pihak kelurahan.
"Sebenarnya tidak ada kekeringan di kelurahan kami. Hanya di RW 9 saja yang sifatnya rawan, meski begitu saya sudah membuat proposal ke BPBD yang dikirim Jumat kemarin," kata Soeharsono. Hingga Senin (3/9), pihak BPBD belum membalas proposal itu.
Surat itu berisi permohonan bantuan air bersih dua tangki sekitar 5.000 liter ke Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) melalui BPBD, "Namun periodisasi pengiriman air akan diatur oleh BPBD, bukan kami," sambung Edi Prasetyo, Kasi Trantib kelurahan.
BPBD Semarang mencatat, kecamatan dengan wilayah yang diprediksi paling banyak mengalami kesulitan air berada di Gunungpati seperti Kelurahan Sukorejo, Kalisegoro, Pongangan, Ngijo, Mangunsari. Pada awal September ini bertambah lagi yakni di Kelurahan Plalangan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar